Selasa, September 21, 2010

MEMAHAMI PROSES PLAT TEKTONIK

Akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20 para ahli geologis mengasumsikan bahwa komponen utama bumi telah berada dalam bentuk yang tetap, dan kebanyakan fitur geologis seperti pegunungan merupakan hasil pergerakan vertikal seperti yang dijelaskan dalam teori geosinklinal.

Teori plate tektonik berasal dari teori continental drift (hanyutan benua) yang pertama kali dikemukanan oleh Alfed Wegener di tahun 1912 yang menyatakan bahwa benua saat ini pertama kali dibentuk dari sebuah masa daratan besar yang saling menjauhi satu sama lainnya, mengapung diatas inti batuan cair. Tetapi karena tanpa bukti dan perhitungan yang detail maka teori ini masih dikesampingkan (Gross.1990; Davies, 2001). Bukti pertama datang dengan penemuan variabel arah medan magnet dai dalam batu karang yang berasal dari berbagai zaman yang berbeda, dari bukti ini teori Wegener semula dianggap menyimpang mulai dapat diterima. Berdasarkan anomali medan magnetik yang tergambar kan oleh garis paralel simetris saling sebelah menyebelah pada sisi sisi mid ocenic ridge.




Dari gambar diatas terlihat bahwa oceanic crust dihasilkan dari proses hanyutan benua, saling menekan kebawah benua (subduksi) di bagian benua yang lain yang merupakan kelanjutan dasar lempeng samudera yang selanjutnya kan disubduksi dan diabsorbsi oleh lapisan panas. Lapisan kuli bumi terdiri dari cairan panas, batuan semi liquid yang mempunyai sirkulasi yang sangat lambat. (Gross, 1990; Davies, 2001; Kenyo and Turcotte, 1987) Ketika bagian yang cair bergerak keatas , aktivitas vulkanik bawah laut terjadi dan lava mengalir keluar dan secara cepat akan menjadi solid di dasar laut dalam tersebar, menyusut sedikit demi sedikit dan menyebar dan akan terdeposit di bagian atas kerak samudera. Di zona subduksi, kerak samudera didorong kebawah benua, secara berangsur-angsur meleleh kembali kedalam mantel. Di dalam proses sedimen juga akan ditarik ke bawah juga, karena panas dan tekanan sebagian dari material akan meleleh melalui kerak benua, menyebabkan aktivitas vulkanik dan kerak benua baru terbentuk (Gross,1990; Bott and Kusznir, 1984).




Perkembangan Teori Plate Tektonik

1. Continental Drift

Yang pertama-tama mengemukakan bahwa bumi ini pernah bersatu adalah seorang ahli klimatologi dan geofisika yang bernama Alfred Wegener selama tahun 1912-1930 dengan teorinya tentang Pengapungan Kontinen. Akan tetapi ide atau teori ini ditolak oleh sebagian besar ahli ilmu bumi. Tetapi, selama periode tahun 1950-an sampai 1960-an banyak bukti-bukti yang ditemukan oleh para peneliti yang mendukung teori tersebut, sehingga teori yang sudah pernah ditinggalkan ini menjadi pembicaraan lagi atau mulai diperhatikan lagi. Sampai tahun 1968, dengan perkembangan teknologi banyak dilakukan pemetaan pada lantai samudera, serta ditemukannya data-data yang banyak tentang aktivitas seismik dan medan magnit bumi. Sehingga muncul teori baru yang dinamakan Teori Tektonik Lempeng (Kennet, 1982; Duxbury et.al, 1991).

Benua pertama yang ada bernama Pangea pertama kali terpecah 300 tahun yang lalu, setengah di bagian utara yang disebut Laurasis (Eropa dan Asia) dan setengah lagi di selatan yang disebut Gownwanaland (Amerika Selatan, Afrika, India, Antartika, Australia dan New Zealand). Dari gambar di bawah terlihat benua yang saling menyebar, kurva merah menunjukan bidang benturan , sedangkan garis biru merupakan sebaran dasar lautan. Lokasi terjadinya tabrakan benua membentuk deretan pegunungan seperti Ereopa yang bertabrakan dengan afrika membentuk Pyrenees dan pegunungan Alpen, pegunungan Himalaya terjadi ketika India dan Asia (Duxbury et.al, 1991)

Ahli geologi Robert Dietz dan John Holden memberikan penjabaran tentang perihal Pangea (berarti benua secara keseluruhan) sebelum dan sesudahnya. Mereka berpendapat bahwa sebelum Pangea terbentuk, massa-massa benua mungkin telah mengalami berbagai episode fragmentasi yang sama dengan yang telah kita ketahui sekarang. Kontinen-kontinen purba tersebut dulu telah bergerak saling menjauhi satu dengan yang lainnya. Selama periode antara 500 – 225 juta tahun yang lalu, fragmen-fragmen yang sebelumnya telah menyebar, mulai bersatu membentuk Pangea. Bukti dari adanya tumbukan awal ini meliputi Pegunungan Ural di Uni Soviet dan Pegunungan Appalacian di Amerika Utara.

Hal ini didasarkan dengan mencoba mengekstrapolasikan kembali pergerakan lempeng, yang dihubungkan dengan perjalanan waktu, dan dibantu oleh data-data seperti orientasi struktur volkanik, distrubusi dan pergerakan transform, serta paleomagnetism, Dietz dan Holden telah mampu untuk merekonstruksi Pangea. Dengan menggunakan data penanggalan radiometri, kedua ahli ini juga dapat menentukan kapan Pangea ini mulai terbentuk dan kapan mulai terpecah. Kemudian berdasarkan data-data posisi relatif dari hot spot, maka juga dapat menentukan lokasi yang tepat dari setiap kontinen, (Duxbury et.al, 1991).

Sedangkan Menurut Alfred Wegener (1912) dalam Thurmann (1990) mengatakan bahwa terdapat dua kontinen yang membentuk Pangea (dimana Pangea ini dikelilingi oleh satu samudera yang luas yakni Panthalassa) yakni Laurasia untuk bagian utara (sekarang ini merupakan bagian daratan Amerika Utara, Eropa dan Asia) dan Gondwanaland untuk bagian selatan (sekarang ini merupakan bagian daratan Amerika Selatan, Afrika dan India, Australia dan Antartika) yang dipisahkan oleh satu samudera yakni Laut Tethis (Tethys Sea).

Menurut teori Tektonik Lempeng, diperkirakan bahwa Pangea mulai terpecah sekitar 200 juta tahun yang lalu, dimana terjadi fragmentasi yang diikuti oleh jalur-jalur pergerakan dari setiap kontinen dan terdapat dua buah celah besar yang terjadi akibat fragmentasi ini. Celah antara Amerika Utara dan Afrika menyebabkan munculnya batuan basal yang berumur Trias secara besar-besaran di sepanjang Pantai Timur Amerika Serikat. Penanggalan radiometri pada basal ini menunjukkan bahwa celah tersebut terbentuk antara 200 –165 juta tahun yang lalu. Waktu ini sekaligus digunakan sebagai waktu terbentuknya Atlantik Utara. Celah yang terbentuk di bagian selatan Gondwanaland berbentuk hurup Y, yang menyebabkan termigrasinya Lempeng India ke bagian Utara dan sekaligus memisahkan Amerika Selatan – Afrika dari Australia – Antartika.

Sekitar 135 juta tahun yang lalu, posisi kontinen Afrika dan Amerika Selatan mulai memisah dari Atlantik Selatan. Pada saat ini India sudah berada separuh jalan menuju ke Asia, dan bagian selatan dari Atlantik Utara telah mulai melebar. Pada Kapur Akhir, sekitar 65 juta tahun yang lalu, Madagaskar telah terpisah dari Afrika, dan Atlantik Selatan berubah menjadi laut terbuka.

Sekitar 45 juta tahun yang lalu, India telah bersatu dengan Asia, yang kemudian menyebabkan terbentuknya pegunungan tertinggi di dunia, yakni Himalaya yang tersebar di sepanjang Dataran Tinggi Tibet. Kemudian terjadi pemisahan Greendland dari Eurasia, dan bersamaan juga terjadi pembentukan Semenanjung Baja dan Teluk Kalifornia. Peristiwa tersebut ditaksir terjadi kurang dari 10 juta tahun yang lalu, (Thurmann,1990; Duxbury et.al, 1991)



Sebuah penjelasan sederhana bagaimana mekanisme tersebut terjadi adalah, secara umum crust/kerak terbentuk dari arus konveksi yang berasal dari perbedaan temperatur antar titik di lapisan batuan cair. Bagian bumi yang dingin dibagian dalam tertembus bagian yang panas, Titik panas yang muncul dibawah lapisan continental akan memanaskan bagian atasnya yang lebih dingin sehingga bagian tersebut akan retak dan menyebabkan adanya aliran batuan panas yang juga akan mendorong kearah yang berlawanan (Taylor & McLennan, 1996).









Bukti Teori Hanyutan Benua

Bukti-bukti untuk mendukung hal tersebut seperti kesesuian kontinen, kesamaan fosil, kesamaan tipe dan struktur batuan, dan bukti paleoklimatik

a. Kesesuaian Kontinen

Bukti yang paling kuat adalah kesamaan antara kontinen Amerika Selatan dan Afrika. Sebagaimana telah dijelaskan tentang terpecah-pecahnya Pangea di atas, bahwa sebelumnya benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan yang bergabung pada mid-Atlantic oceanic ridge. Ketika lapisan kerak bumi pada ridge baru terbentuk, daratan ini didesak secara perlahan-lahan, dan terpisah satu sama lain. Rata-rata kecepatan gerakan memisah ke arah timur dan barat, terbukti seimbang, oleh karena itu ridge ini sekarang terletak pada jarak yang sama dari kedua benua (Alfred Wegener, 1913-1930 dalam Kennet, 1982). Hal ini juga telah dibuktikan oleh Sir Edward Bullard dan kawan-kawannya pada tahun 1960-an. Bukti tersebut berupa peta yang digambar dengan menggunakan bantuan komputer, dimana datanya diambil dari kedalaman 900 meter di bawah muka air laut



b. Bukti-Bukti Fosil

Bukti- bukti fosil ini telah ditemukan oleh Alfred Wegener (1913-1930) dan para ahli geologi lainnya seperti :

· Fosil tumbuhan “Glassopteria” yang ditemukan menyebar secara luas di benua-benua bagian Selatan, seperti Afrika, Australia dan Amerika Selatan. Fosil ini diperkirakan berumur Mesozoikum. Fosil tersebut kemudian ditemukan juga di benua Antartika.

· Fosil reptil “Mesosaurus” dan hewan amphibi yang ditemukan di Amerika Selatan bagian timur dan Afrika bagian Barat dan benua lainnya yang diperkirakan hidup pada Periode Triassic (kira-kira 200 juta tahun yang lalu) dan Kapur Akhir ( kira-kira 75 juta tahun yang lalu), (Gambar 6).

· Ditemukannya fosil karang (jenis brachiopods). Seperti terlihat pada gambar 4, ternyata banyak terdapat di daratan Eropa bagian timur, Amerika Utara, Asia, pegunungan Alpen dan Himalaya yang diperkirakan hidup sekitar 300 juta tahun. Ini menandakan bahwa daerah ini sebelumnya merupakan wilayah lautan, karena menurut ilmu koral (koralogi) bahwa karang hanya hidup pada daerah perairan dan di atas suhu 18o C atau hanya bisa berkembang pada daerah khatulitiwa, sedangkan kedua benua tersebut berada pada daerah subtropis (Rogers and Adams, 1966 dan Duxbury, et.at., 1991).

c. Kesamaan Tipe dan Struktur Batuan

Salah satu contoh kesamaan batuan yang ditemukan adalah pada daerah Busur Pegunungan Appalachian yang berarah timur laut dan memanjang sampai ke bagian timur Amerika Serikat, yang tiba-tiba menghilang di bagian pantai Newfoundland. Pegunungan yang mempunyai umur dan struktur yang sama dengan pegunungan di atas, ditemukan di Greendland dan Eropa Utara. Jika kedua benua tersebut (Amerika dan Eropa) disatukan kembali, maka pegunungan di atas juga akan bersatu menjadi satu rangkaian pegunungan.

d. Bukti Paleoklimatik

Dari hasil penelitiannya, Wegener menemukan bahwa pada Akhir Paleozoikum, sebagian besar daerah di belahan bumi bagian selatan telah ditutupi oleh lempengan-lempengan es yang tebal. Daerah-daerah tersebut adalah Afrika bagian Selatan, Amerika Selatan, India dan Australia. Wegener juga menemukan bukti bahwa pada saat yang sama (Paleozoikum Akhir), daerah-daerah sekitar 30o di dekat khatulistiwa yang beriklim tropis dan subtropis juga ditutupi oleh es.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, maka Wegener menyimpulkan bahwa dulunya secara keseluruhan daerah di bagian selatan bumi telah ditutupi oleh lapisan es. Kemudian secara perlahan-lahan sebagian massa benua di bagian tersebut bergerak ke arah utara, yaitu ke arah khatulistiwa. Hal ini terbukti karena adanya lapisan es yang ditemukan di daerah sekitar khatulistiwa tersebut. Wegener menyimpulkan hal ini, karena secara logis tidak mungkin terbentuk lapisan es yang luas dan tebal di daerah khatulistiwa, yang diketahui beriklim tropis dan subtropis.

1. Teori Floating Continent

Konsep umum dari teori ini adalah ada lapisan cangkang statik yang ada di bawah bumi. Pengamatan awal menunjukan bahwa ketika batuan granit yang merupakan penyusun benua, lantai lautan tersusun dari batuan basal yang lebih berat, sehingga diasumsikan bahwa lapisan batuan basal akan berada di bawah lapisan basal. Akan tetapi terdapat anomali Pegunungan Andes di Peru memiliki lapisan batuan yang lebih berat dan mengarah ke bawah. Konsep ini dibuktikan dengan studi gravitasi Himalaya untuk mendeteksi kepadatan lapisan. Tetapi teori ini belum dapat menjwab pertanyaan apakah lapisan tersebut melingkupi batuan basal atau terapung seperti Iceberg.

2. Teori Plate Tektonik

Penerbitan teori ilmiah geologis Amerika Harry hess yang menyatakan bahwa sebagai pengganti teori yang menyatakan bahwa benua bergerak melewati kerak samudera (continental drift), bahwa kerak samudera dan kerak benua bergerak bersama dalam satu unit yang sama. Penjelasan dari teori Hess adalah penemuan potngan pita magnetis yang simetris di sekitar punggung bukit samudera (mid oseanic ridge). Sejak saat itu para ilmuwan mulai berteori bahwa mid ocean ridge di tandai dengan zona yang lemah dimana lantai samudera terbelah menjadi dua bagian sepanjang ridge. Magma baru mudah keluar dari bagian yang lemah ini dan menciptakan oceanic crust yang baru. Proses ini kemudian dikenal dengan nama sea floor spreading. Hipotesis ini didukung dengan beberapa bukti :

Dekat dengan lereng ridge batuan lebih muda dan semakin tua pada daerah yang lebih jauh.
Batuan yang muda memiliki polaritas yang normal
Terjadi pergantian polaritas pada batuan yang berada di lereng crest yang menunjukan bahwa bayak perubahan medan magnit (Bott and Kusznir, 1984; Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).
Pergerakan Lempeng

Pengertian yang baik bahwa pergerakan lempeng sangat berhubungan erat denga aktivitas gempa bumi . Kebanyak gerakan terjadi sepanjang zona yang sempit diantara lempeng , ada empat tipe pergerakan lempeng .

Ø Divergent Boundaries

Divergent boundaries terjadi sepanjang pusat penyebaran dimana lempeng bergerak terpisah kearah yang berlawanan. Contoh terbaik dari tipe ini adalah Mid Atlantic Ridge, yang merupakan pegunungan bawah air yang meluas dari kutub utara ke ujung selatan Afrika yang melingkari bumi. Tingkat sebaran lempeng ini bergerak rata-rata adalah 25 cm/tahun. Konsekuensi gerakan ini dapat dilihat dengan mudah dengan adalah adanya gunung berapi Krafla di bagian timur laut islandia disini terjadi retakan tanah yang melebar dan selalu muncul retakan baru setiap beberapa bulan. Di Afrika proses penyebaran telah memisahkan Saudi Arabia dari benua Afrika, membentuk Laut Merah (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).




Ø Convergence Boundaries

Ukuran bumi sudahtidak berubah sjak 600 juta tahun yang lalu, bentuk bumi yang tidak berubak mengindikasikan bahwa kerak yang terbentuk harus dihancurkan dalam jumlah yang sama dengan jumlah kerak baru yang terbentuk. Proses penghancuran terjadi sepanjang perbatasan lempeng dimana lempeng saling bergerak satu sama lainnya, kadang salah satu lempeng tenggelam di bawah yang lainnya. Lokasi dimana lempeng tenggelam terjadi disebut zona subduksi.

Tipe konvergensi yang sangat lambat disebut collision dimana tergantung jenis batuan lithosphere yang dilibatkan. Konvergensi dapat terjadi antara lempeng oseanik dan lempeng kontinental yang lebih besar, atau antara dua lempeng oseanik yang besar, atau antara dua lempeng kontinental yang besar (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).

· Konvergensi Oceanic Continental

Konvergensi ini akan membentuk trench (palung laut) sepanjang ribuan kilo meter dengan kedalaman 8 – 10 kilometer. Akhir pantai Amerika Selatan sepanjang Peru-Chile, Oceanic Nazca Plate mendorong kedalam dan tersubduksi ke bawah bagian continental di bagaian selatan , sehingga bagian benua akan terangkat dan menciptakan Pegunungan Andes. Gempa bumi kuat yang bersifat merusak dan pengangkatan yang cepat dari rangakaian pegunungan merupakan ciri umum pola konvergensi ini. Konvergensi ini juga banyak memicu aktivitas gunung berapi. Erupsi/letusan gunung berapi jelas berhubungan dengan subduksi. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).



· Konvergensi Oceanic-oceanic

Ketika dua oceanic plate bertemu maka salah satu biasanya akan tersubduksi di bawah yang lain dn dalam prosesnya akan membentuh trench dan membentuk gunuung berapi. Contoh nyata dari peristiwa ini adalah terbentuknya marianas trench. Pembentukan gunung berapi yang terjadi selama berjuta tahun, hasil erupsinya akan tertimbun dai samudera dan lama kelamaan akan muncul kepermukaan sebagai daratan baru. Rangkaian pegunungan berapi yang muncul dari dasar lautan ini dikenal sebagai Island Arc. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).




· Konvergensi Continental-continental

Pegunungan Himalaya merupakan contoh dramatis yang nyata terlihat dari plate tektonik. Ketia dua kontinen bertabarakan tidak terjadi subduksi karena batuan kontinent relatif ringan seperti tabrakan dua gunung es, lapisan pelindungnya akan bergerak kebawah, sebagai gantinya kerak akan mengangkat dan mendorong ke atas atau ke samping. Tubrukan india dengan asia 50 juta tahaun yang lalu menyebabkan lempeng eurasian menyilang keatas melewati indian plate. Setelah tubrukan konvergensi yang lambat terus berlangsung antara dua lempeng lebih dari berjuta tahun dan membentuk pegunungan himalaya dan tibet plateau. (Duxbury, et.at., 1991; Taylor & McLennan, 1996).



Ø Transform Fault

Zona diantara dua lempeng yang sling meluncur secara horizontal disebut tansform fault, yang konsep aslinya dikemukakan oleh geologis Canada J. Tuzo Wilson yang mengusulkan bahwa patahan besar atau fracture zone menghubungkan dua pusat sebaran (divergent plate boundaries) atau sekurangnya trench (convergent plate boundaries). Kebanyakan transform fault ditemukan di dasar samudera, umumnya mengganti penyebaran lereng aktif, menghasilkan plate margin zig-zag dan biasanya dicirikan dengan gempa bumi dangkal. Bagaimanapun beberapa terjadi di daratan, sebagai contoh patahan San Andreas di California.



Gambar 12. Kiri : ilustrasi Zona patahan Blanco, Mendonico, Murray dan Molokai adalah beberapa contoh transorm fault, Kanan : foto Patahan San Andreas di California .



KECEPATAN PERGERAKAN LEMPENG


Pergerakan lempeng merupakan suatu gerakan yang secara relatif melambat, yang arahkan oleh arus-arus ikonveksi termal dan permulaan aktivitas berhubungan dengan geologi jauh di dalam mantel bumi .Teori dari tektonika lempeng menggantikan yang sebelumnya satu hanyutan benua, di mana itu ditentukan hanya benua-benua sendiri mengapung di atas permukaan bumi.

pada dasarnya terdapat delapan plat yang besar -Dari Afrika, Antarctic, Indo(eropa), Indian-Australian, Nazca, Amerika Utara, Pacific dan Selatan Amerika; dan berbagai beberapa yang lebih kecil -Anatoliah, Arab, Caribbean, Cocos, Pilipina, Somali, dan Juan de Fuca. Kebanyakan dari riset menhidupkan teori-teori dan bukan data bersifat percobaan pengukuran-pengukuran yang diperoleh adalah rerata-rerata atau penilaian-penilaian. Mayoritas riset menunjukkan bahwa plat-plat berpindahkan rata-rata antara kira-kira 0,60 cm/yr sampai 10 cm/yr. Beberapa sumber menyatakan bahwa di dalam Lautan Atlantik yang Utara, tingkat pergerakan itu hanyalah sekitar 1 cm (sekitar 0,4 inchi) per tahun, sementara di Pasifik lebih dari 4 cm (hampir 2 inchi), secara umum, pergerakan berkisar dari 5 sampai 10 cm/yr.



Plat Tektonik adalah setruktur dan bentuk bumi khususnya susunan batuan yang membentuk benua, pulau ataupun gunung. Pulau atau benua pada dasarnya ditopang oleh sebuah plat atau landasan yang kuat ke dasar bumi yang sebagian besar tertutup oleh lautan.
Tiap pulau atapun benua memiliki plat atau landasan yang masing-masing berdiri sendiri atau bersamaan, dan plat ini setiap saat bergeser sedikit demi sedikit kearah tertentu. Kalau seandainya ribuan tahun silam permukaan bumi telah digambarkan pada atlas atau peta, maka gambaran pada atlas tersebut tidaklah sama dengan keadaan permukaan bumi saat ini.
Plat-plat yang bergeser ini memicu timbulnya plat baru karena keretakan dan juga dapat membentuk sungai bawah tanah dan sungai bawah laut (Palung) karena pelat yang bergeser saling menjauhi. Pergeseran pelat tersebut membentuk garis yang disebut garis tektonik, dan di Indonesia merupakan ujung dari pertemuan dua garis tektonik besar didunia.
Gempa bumi yang sering terjadi di berbagai belahan dunia lebih sering disebabkan oleh pergeseran plat tektonik ini. Misalnya gempa yang terjadi di lautan Hindia (gempa Aceh) tersebut berkaitan dengan deformasi mendadak antara plat india dan plat Burma disekitar pentas sunda. Dalam penyelidikan, Deformasi mendadak antara kedua plat tersebut mengakibatkan pergeseran spontan secara vertikal sekitar 10 meter antara pelat India dengan Plat Burma serta pergeseran secara horizontal saling menjauh sepanjang 15 meter yang terjadi pada kedalaman 1.200 km dibawah permukaan laut. Kejadian ini juga menimbulkan gempa bumi bawah laut sedalam 30 km dengan magnitudo 9 skala richter, dan menyebabkan air laut disekitar epicenter turun mendadak sehingga kemudian menimbulkan tsunami yang menyebar 360º dari epicenter gempa.
Pergeseran plat tektonik (lempeng tektonik) tidak hanya dapat menimbulkan gempa bumi, akan tetapi juga pergerakan cairan panas didalam bumi yang akhirnya juga akan mempengaruhi aktivitas vulkanik di muka bumi.



Plat Tektonik
: Pertembungan Plat
: Pencapahan Plat
: Pembentukan gunung berapi - jalar dalam
- jalar luar
Plat Tektonik
· Permukaan bumi yang pepejal terdiri daripada beberapa kepingan yang dikenal sebagai ’plat’.
· Plat ini dibahagikan kepada 2 kumpulan
i)Plat benua- ialah plat yang membawa benua. Terdapat 7 plat yang besar dan beberapa plat yang kecil. Palt yang besar
ialah plat pasifik, plat amerika utara, plat eurasia, plat afrika, plat antartika dan plat india-australia. Plat
kecil seperti plat arab,plat filipina dan plat karibia.

ii)Plat lautan-ialah plat yang membawa lautan seperti plat pasifik dan plat nazca.
· Plat tektonik bergerak secara mendatar dan mengakibatkan pertembungan dan pencapahan antara plat.

Pertembungan Plat
· Berlaku bila 2 sempadan plat bertembung antara satu sama lain.

Plat benua dengan plat lautan
Plat benua dengan plat benua
Plat lautan dengan plat lautan
-pertembungan plat benua dan plat lautan menyebabkan plat lautan yang lebih tumpat menjunam ke bawah.
-di sepanjang pertembungan plat tersebut terbentuk jurang lautan.
-di bahagian plat benua pula, mampatan berlaku di kerak bumi dan membentuk gunung lipat yang selari dengan jurang lautan.
-Contonhnya pertembungan plat Pasifik dengan Plat Filipina menghasilkan ’Jurang Mariana’
-apabila berlaku pertembnungan antara dua plat benua, pinggir kedua-dua plat akan dimampatkan dan dilipatkan.
-bahagian yg mengalami lipatan akan membentuk banjaran gunung lipat.
-Contohnya pertembungan Plat Indo-Australia dengan Plat Eurasia menghasilkan banjaran gunung lipat Himalaya.
-apabila 2 plat lautan bertembung, plat lautan yang lebih tumpat akan terjunam ke bawah lalu membentuk jurang.
-kawasan plat terjunam dinamakan ’zon subduksi’.
-bahagian yang terjunam itu akan ditolak ke dalam mantel yg lebih panas. Pinggir plat akan mengalami suhu dan tekanan yg tinggi lalu membentuk magma. Magma akan mengalir keluar ke permukaan plat dan membentuk arka pulau dan gunung berapi dasar laut.



· Pergerakan plat tektonik secara pertembungan menghasilkan 2 fenomena tektonik iaitu:
i) Lipatan
ii) Gempa Bumi

Lipatan:
· Kuasa mampatan yg dihasilkan semasa pertembungan plat menyebabkan lipatan pada kerak bumi.
· Terdapat 5 jenis lipatan kerak bumi iaitu:
1. Lipatan monoklin- terdiri daripada lipatan cembung ke atas (antiklin) dan lipatan cekung di bawah (siklin).
2. Lipatan simetri- ialah lipatan yang kedua-dua cerunnya seimbang yang terbentuk daripada daya mampatan yg
sama kuat di kedua-dua belah antiklin.
3. Lipatan asimetri- lipatan yg salah satu daripada cerunnya lebih curam daripada cerun yg lain.
4. Lipatan rebah- terbentuk akibat kuasa mampatan yg lebih kuat di satu bahagian daripada bahagian-bahagian
lain.
5. Lipatan lampau- Lipatan itu bertindih dan terlipat ke atas kerak bumi.
· Lipatan kerak bumi menghasilkan gunung-gunung lipat. Proses pembentukan gunung lipat mengambil masa berjuta-juta tahun lamanya.
· Banjaran gunung lipat yg terbentuk kurang dari 40 juta tahun dikenali sebagai gunung lipat muda.Contohnya: Himalaya,Rocky dan Andes.Banjaran gunung ini tinggi dan curam dan banyak gunung berapi aktif terdapat di dalamnya.
· Banjaran yg lebih tua dikenali sbg gunung lipat tua. Contohnya: Banjaran Apalachians di Amerika Syarikat. Gunung lipat tua lebih rendah dan bulat kerana telah lama alami luluhawa dan hakisan.




Gempa bumi:
· Merupakan gegaran yg mendadak yg berlaku pada kerak bumi.
· Kejadian ini berlaku apabila kawasan sempadan antara plat menjadi tidak stabil akibat pergerakan plat tektonik.
· Kawasan utama yg terlibat ialah kawasan sempadan plat dan kawasan berhampiran gunung lipat muda.
· Gelombang gempa bumi diukur dengan menggunakan seismometer atau seismograf dan dinyatakan mengikut Skala Richter.
· Mengikut skala richter gempa bumi digredkan dari satu hingga sembilan mengikut kekuatan gegaran. Gred 9 mewakili gegaran paling kuat.Gempa bumi boleh meyebabkan:
i)perubahan geosekitaran seperti retakan dan anjakan tanah, pencairan tanah, tanah runtuh dan kebakaran.
ii)boleh menyebabkan gelombang besar di laut membentuk ombak besar yg dikenali sebagai Tsunami.
iii)memusnahkan harta benda dan nyawa.



Pencapahan Plat
· Pencapahan plat berlaku bila 2 plat berpisah dan bergerak ke arah yg bertentangan.
· Pencapahan menghasilkan tegangan yg kuat pada kerak bumi dan menyebabkan rekahan di sempadan plat.
· Dengan itu, magma yg mengalir keluar akan membeku di situ dan membina kerak baru.
· 2 plat yg bercapah boleh jadi dua plat lautan dan dua plat benua.
· Bila berlaku pencapahan plat magma akan mengalir keluar melalui rekahan di sempadan plat dan membentuk permatang tengah lautan.
· Contohnya Permatang Tengah Lautan Atlantik.
· Pencapahan plat boleh hasilkan 2 fenomena iaitu
i)gelinciran/sesaran
ii) hanyutan benua.
· Terdapat 3 jenis gelinciran/sesaran iaitu:

Jenis sesar
Proses pembentukkannya
Sesar Biasa
-berlaku apabila satu bahagian kerak bumi jatuh ke bawah dari kedudukan asalnya, diakibatkan oleh daya ketegangan.
Sesar Songsang
-berlaku apabila satu bahagian kerak bumi terangkat ke atas akibat daya mampatan
Sesar Rabak
-berlaku apabila salah satu bahagian atau kedua-dua bahagian kerak bumi bergerak secara mendatar.

· Sesaran boleh mewujudkan lurah sesar dan gunung bongkah
i) Lurah sesar atau graben: terbentuk apabila satu jalur kerak bumi jatuh ke bwh antara 2 atau lebih satah
sesar.
ii) Gunung bongkah atau horst: ialah tanah tinggin yg terbentuk apabila kerak bumi di luar 2 atau lebih
garisan sesar jatuh

Hayutan Benua
· Seorang ahli sains Jerman iaitu Alfred Wegener mengemukakan teorinya yg dikenal sebagai Teori Hayutan Benua.
· Menurut Wegener 200 juta tahun dulu semua benua yg ada sekarang bercantum dan membentuk hanya satu benua sahaja.
· Benua tunggal itu dikenali sebagai ’Pangaea’. Lautan disekelilingnya dikenal sebagai ‘Panthalassa’.
· Pangaea kemudian berpecah menjadi beberapa benua. Pada permulaannnya Laurasia dan Gondwanaland terbentuk akibat dipisah oleh Laut Tethys.
· Kemudian Gondwanaland berpecah lagi. India, Afrika-Amerika Selatan dan Antartika mula berpisah kira-kira 180 juta tahun dulu.
· Afrika dan Amerika Selatan mula berpisah kira-kira 135 juta tahun dulu.
· Amerika Utara di Laurasia mula berpisah daripada Eropah-Asia kira2 65 juta tahun dulu, sementara Lautan Atlantik menjadi semakin luas.
· Afrika dan India mula bergerak semakin rapat dengan benua Eropah-Asia. Akhirnya India bercantum dengan Asia.
· Australia mula berpisah daripada Antartika dan bergerak ke utara.
· Hanyutan benua yg berlaku selama 200 tahun ini belum lagi berhenti. Pergerakan masih dapat dikesan.

· Terdapat beberapa bukti yg menyokong teori bahawa benua-benua yg tercantum telah terpisah.
i) Garis pantai timur amerika Selatan sepadan dengan garis pantai barat Afrika.
ii)Fosil isytrosaurus, sejenis haiwan yg ditemui di India juga ditemui di Afrika dan Australia.
iii)Fosil tumbuh-tumbuhan yg dijumpai di Amerika Selatan juga dijumpai di Afrika dan Australia.
iv)Arang batu yg terbentuk daripada tumbuh-tumbuhan kawasan iklim panas,kini dijumpai di kawasan sejuk di Amerika Utara,Eropah dan Asia.

Pembentukan Gunung Berapi
· Kawasan di sekeliling Lautan Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik adalah kawasan utama bagi taburan gunung berapi,contohnya negara Jepun,Filipina,Indonesia,Amerika Syarikat dan Chile.
· Terdapat tiga jenis gunung berapi iaitu:
Jenis Gunung
Penerangan
1. Gunung berapi aktif
-gunung yg sering meletus.Contohnya Gunung Maona Loa di Hawaii.
2. Gunung berapi pendam
-gunung yg agak lama dahulu meletus dan kemungkinan meletus lagi.Contohnya Gunung Pinatubo di Filipina meletus pada tahun 1997 selepas pendam selama 600 juta tahun.
3. Gunung berapi mati
-gunung yg tidak mungkin meletus lagi. Contohnya Gunung Kenya.

· Gunung berapi terbentuk daripada batuan cair yg wujud pada suhu dan tekanan yg sanagt tinggi di bawah kerak bumi.
· Batuan cair ini dinamakan magma dan membentuk lapisan astenisfera dalam mantel.
· Pertembungan plat juga menghasilkan magma kerana bahagian plat yg terbenam ke dalam mantel akan cair dan menjadi magma.
· Letusan gunung berapi bermula apabila proses perolakan dan tekanan tinggi di bahagian mantel memaksa magma keluar melalui lohong atau rekahan kerak bumi di permukaan bumi.
· Magma cair yg menyejuk dan membeku di dalam kerak bumi atau sebelum sampai ke permukaan bumi akan menghasilkan bentuk muka bumi jalar dalam atau rejahan.
· Magma yg mengalir keluar ke permukaan bumi akan menjadi lava. Lava menghasilkan bentuk muka bumi jalar luar atau terobosan.
· Terdapat 2 jenis lava iaitu lava asid dan lava bes.
·
Bentuk Muka Bumi Jalar Dalam (Rejahan)
Bentuk Muka Bumi Jalar Luar (Terobosan)
Ø Bentuk muka bumi ini terbentuk bila magma menyejuk dan membeku dalam kerak bumi sebelum sampai ke permukaan bumi.
Ø Antara bentuk muka bumi tersebut iaialah:
1. Daik-merupakan jalur magma yg memasuki rekahan menegak di dalm kerak bumi dan membeku di situ.
2. Sil-terbentuk bila lapisan magma yg tebal masuk diantara lapisan2 batuan enapan kerak bumi secara mendatar dan membeku di situ.
3. Lapolit-berbentuk seperti piring dan terbentuk dpd lapisan magma yg masuk antara lapisan2 batuan enapan kerak bumi.
4. Lakolit-berbentuk busut atau kubah dan terbentuk bila magma magma masuk ke kerak bumi dan menolak lapisan2 enapan ke atas.
5. Pakolit-berbentuk kanta dan terbentuk bila magma berkumpul diantara lapisan2 batuan di bahagian siklin dan antisiklin yg berlipat.
6. Batolit-ialah jisim batuan igneus yg amat besar yg terbentuk bila magma naik secara besar-besaran dari dalam bumi.
Ø Bentuk muka bumi jalar luar atau terobosan terbentuk apabila bahan gunung berapi berkumpul di atas permukaan kerak bumi sama ada di dasar laut atau permukaan darat.
Ø Antara bentuk muka bumi tersebut:
1. Kon Lava Bes- iaitu gunung berapi perisai yg terbentuk drpd lava bes yg keluar melalui satu lorong di kerak bumi. Cerun landai.Contoh gunung berapi Maona Loa di Haiwaii.
2. Penara Basalt-lava bes yg keluar melalui rekahan2 panjang di kerak bumi tersebar luas dan membentuk penara basalt yg luas dan tinggi.Contoh Dataran Tinggi Deccan,India.
3. Kon Lava Asid- kon lava asid tinggi dan curam.Gunung berapi ini meletus dgn kuat bila lava membeku dan menyumbat lohongnya.
4. Kon Abu-terbentuk dari penyemburan serpihan abu dan sinder secara bergilir-gilir. Gunung ini kecil dan cerun curam.
5. Kon Komposit-juga dinamakan gunung berapi berlapis.terbentuk dari keluaran lava asid secara bergilir-gilir dengan penyemburan abu dan bahan pepejal.gunung ini amat tinggi dan besar.
6. Krater dan Kaldera-kemuncak gunung berapi biasanya alami ataman yg membentuk krater.letusan gunung berapi yg amat kuat boleh hasilkan kaldera yg bergaris pusat beberapa kilometer,krater yg bertakung air akan mementuk tasik krater

RAMALAN GEO U2 2023 SIRI 4